kaknzul.com

Kamu Ingin Hidup Bahagia? Harus Tahu Salah Satu Pintu Bahagia Dunia Akhirat dalam Islam Berikut ini.

bahagia dunia akhirat


Hai sobat berdaya! Siapa sih yang tidak ingin hidup bahagia dunia akhirat? Tentu semua dari kita ingin bahagia selalu. Namun, kenyataannya hidup itu nggak bisa bahagia terus sobat? Bahkan, terkadang untuk mencapai kebahagiaan kita harus bertemu dulu dengan kesulitan yang membuat hati tidak bahagia.

Jika ditanya apa saja yag membuat kita bahagia? Tentu jawabannya beragam, karena bahagia bagi manusia sifatnya relative. “Bahagia buatku, belum tentu buatmu!”

Meskipun hidup ini realitanya tak selalu bahagia, tapi kita harus tahu salah satu pintu bahagia dunia akhirat yang Allah berikan pada manusia.

Bahagia dunia akhirat

 Sebelum kita membahas lebih jauh tentang makna bahagia dunia akhirat dari sudut pandang islam, kita lihat dulu yuk makna kata bahagia itu apa sih?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahagia adalah keadaan atau perasaaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan) baik di dunia maupun di akhirat. Jadi, pointnya adalah segala sesuatu yang nggk buat beban pikiran apalagi sampai menyusahkan diri sendiri.

Salah satu pintu bahagia dunia akhirat dalam islam


Apa saja yang membuat kita bahagia di dunia ini? Tentu jawabannya beragam. Ada yang bahagianya sekedar mandi tanpa ditangisi oleh anak-anak. Ada yang sekedar beli jajan cilok. Ada pula yang bahagianya ketika naik motor sendirian ke minimarket. Hahahaha sederhana ya, tapi buat sebagian orang terasa begitu bahagia.

Meskipun, ada beragam versi bahagia manusia, mari kita lihat salah satu pintu bahagia yang Allah sebutkan di dalam Al quran.
 

surah al hujurat ayat 12

Di ayat ini Allah kasih tahu perjalanan sebuah dosa yang dimulai dari prasangka atau zhon. Sehingga, Allah perintahkan kepada manusia untuk menjauhi yang namanya prasangka. Karena bermula dari prasangka mengantarkan pelakunya kepada dosa.

Bermula dari prasangka, kemudian mencari-cari kesalahan orang lain. Lalu, mencoba melakukan validasi dengan orang sekitar, yaitu menceritakan kepada orang lain. Hingga akhirnya jatuhlah kedalam lubang ghibah.

Nabi SAW bersabda:

“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” 

(HR. Bukhari-Muslim)





Apa hikmah dari surat Al Hujurat:12?


Kenapa yang namanya prasangka begitu dilarang oleh Allah? Sampai kata yang digunakan adalah “Jauhilah!” Kata ini menggambarkan betapa bahayanya yang namanya prasangka dan dampaknya akan sangat merugikan bagi si pelaku.

Lantas, seperti apa penjelasannya?

bahagia dunia akhirat

 

Sebuah kejadian yang kita saksikan disebut impression (impresi). Kemudian, impresi bisa dipengaruhi oleh interpretasi/persepsi. Persepsi inilah yang disebut sebagai zhon/prasangka. Sebenarnya, yang membuat kita marah, kesal, kecewa , sedih, bukanlah impresi atau kejadian yang sebenarnya terjadi, tapi persepsi/zhon –lah yang membuat kita terluka. Jadi, yang mengizinkan diri kita terluka dengan emosi negative adalah diri kita sendiri. Karena kita yang memunculkan persepsi.

Jika persepsi sudah muncul, maka ia akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita yang membuat tidak bahagia.

Contoh kasus, saat kita sedang membersihkan dapur dan suami sedang duduk di ruang tamu. Ketika butuh sesuatu dan meminta suami untuk membantu, ia tidak memberikan respon. Saat dilihat dari pintu dapur, ternyata suami sedang memegang hp nya. Persepsi yang membuat kita tidak bahagia adalah jika berpikir suami yang tidak memberikan respon ketika dimintai tolong itu, disebabkan ia sedang asyik scroll instagram, tidak peka, tidak peduli dan lain-lain. Inilah persepsi yang pada akhirnya membuat kita tidak bahagia karena prasangka mengantarkan kita pada jurang emosi negatif.

Contoh lainnya, saat anak dipanggil tak kunjung datang. Ketika kita melihatnya dari jendela ia sedang asyik bermain dengan temannya. Persepsi yang muncul saat anak dipanggil tidak kunjung datang adalah ia dengar, tapi pura-pura tidak dengar. Ia tak kunjung datang karena takut disuruh atau dimintai tolong atau persepsi lainnya. Inilah yang membuat kita merasa tidak bahagia, karena kita terperosok ke dalam emosi negative.

Begitulah gambaran hikmah dibalik perintah Allah kenapa prasangka/zhon itu diawali dengan kata “Jauhilah!” Karena dampaknya sangat merugikan diri sendiri.

Cara mengendalikan persepsi/prasangka

salah satu pintu bahagia dunia akhirat


Bisakah prasangka itu dikendalikan? Tentu bisa! Fokus pada hal-hal yang bisa kendalikan. Ada pun respon orang lain bukan menjadi kendali kita. Suami dipanggil tidak memberikan respon, fokus kita bagaimana caranya agar suami mendengar pemintaan tolong dari kita. Apakah dengan mendekatinya saat minta tolong atau berbicara dengan menatap matanya.

Anak yang dipanggil, tapi tak kunjung datang. Sekali lagi, respon anak bukan kendali kita. Namun, kita bisa kendalikan diri sendiri. Fokus apa yang harus dilakukan agar anak segera datang ketika dipanggil. Misal, hampiri anak dan sampaikan dari jarak dekat atau pegang tangan anak sampaikan permintaan kita dan ajak ia pulang.

Persepsi bisa muncul kapan saja, tapi kita bisa mengendalikannya dengan tetap bertahan pada impresi atau kejadian awal. Lalu, pikirkan apa yang bisa kita lakukan agar tujuan tercapai dan beri respon atau tindakan apa yang kita lakukan.

Fokus! Bahagia tidak akan pernah dicapai ketika kita sibuk mencari-cari tentang kesalahan orang lain. Bahagia tidak akan pernah diperoleh jika menggunjing menjadi cara untuk mendapatkan dukungan dari orang lain. Bahagia sejatinya, fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Sama seperti persepsi yang menjadi kendali kita.

bahagia adalah

Bahagia sejatinya jauh dari prasangka. Karenanya akan membuat bahagia di dunia dan  akhirat. Sebab, tercegahnya kita dari dosa yang akan menyulitkan di Yaumil hisab.

Inilah salah satu pintu bahagia dunia akhirat dalam islam yang harus kita ketahui bersama dan berusaha mengamalkannya. Agar bahagia dunia akhirat menjadi milik kita bersama.

Selamat berbahagia sobat berdaya! Sampai bertemu di tulisan berikutnya!



15 comments

Terimakasih sudah berkunjung ^ ^ Untuk masukan dan saran bisa disampaikan via email nidazulkhaira93@gmailcom.
  1. Gak kepikir aku mbak, kalo ternyata prasangka mempengaruhi kebahagiaan. Jadi ingat, Allah sesuai persangkaan hambaNya. Berarti memang kita harus drive zhon ini sedemikian rupa biar bersih hati kita ya

    ReplyDelete
  2. Bener bgt mba... Memang yg bikin sakit hati itu prasangka kita yg terlalu berlebihan. Sehingga ketika tidak sesuai harapan kita justru marah sehingga tidak bahagialah kita.

    ReplyDelete
  3. Subhanallah... Ternyata begitu mudahnya hati dipengaruhi oleh prasangka, ya. Keep positive thinking, husnudzon ... Terima kasih ulasannya, Mbak

    ReplyDelete
  4. Fakta banget sih. Liat sebagian teman-teman di lingkungan kerja yang sangat open minded, tidak over thingking, dan tidak suka suudzon dengan orang lain keliatan banget hidupnya pada bahagia. Memang penting banget hidup untuk tidak berprasangka buruk, ya

    ReplyDelete
  5. prasangka memang seperti pedang bermata dua, jika berlebihan akan merepotkan juga.

    ReplyDelete
  6. Bener juga, bisa mengendalikan prasangka ini bikin hati dan pikiran lebih tenang ya.

    ReplyDelete
  7. Suka sensi sih kalau paksu dipanggil pas ditengok lagi pegang HP..padahal mungkin lagi ada sesuatu yang perlu yaa

    ReplyDelete
  8. ahh kok momennya pas banget sih sama keadaan skarang. kita mau sebaik apapun namanya prasangka ada aja. Udah fokus ndk mau mikirin lagi ehh orangnya muncul tuh.. sepertinya memang harus fokus lagi nih untuk bisa memaksimalkan diri..

    ReplyDelete
  9. betuk banget, sepakat nih, bahagia itu sejatinya jauh dari prasangka, duh prasangka ini emmang menjebak kok, lebih baik langsung aja tabyyun, dah deh ga ada lagi prasangka, lega dan bahagia

    ReplyDelete
  10. setuju banget nih sama kak njul...fokus dengan apa-apa yang bisa kita kendalikan bukan dengan persepsi orang lain terhadap kita

    ReplyDelete
  11. MasyaAllah mudah-mudahan tulisan ini jadi amal jariyah buat Kak Nzul. Aku merasa diingatkan lagi supaya menghindari prasangka. Jazaakillahu khairan, Kak

    ReplyDelete
  12. Masya Allah jleb banget sih. Relateeee banget sih mbak tulisannya. Aku juga sering begitu sih pas lagi sibuk, eh suami malah rebahan sambil main hape dan timbullah zhon-zhon dalam prikiran.. duh duh rupanya ini perkataan yang paling dusta. Terima kasih sudah sharing mbak, ini jadi pengingat diri.

    ReplyDelete
  13. Saat kita berprasangka jadi bikin mikir kemana-mana dan cenderung ke arah hal negatif. Jadi bikin harinya ga asik pula

    ReplyDelete
  14. Terima kasih kak lewat tulisan kk saya jadi diingatkan kembali hal² yang mungkin tidak disadari.

    ReplyDelete
  15. ini semacem printilan-printilan kecil kehidupan yang sebenarnya diri kita sendiri yang bisa mengeremnya ya mbak. Auto bercermin pada diri sendiri ketika anak dipanggil enggak segera datang

    ReplyDelete